Jumat, 08 November 2013

Rok Yoke

Rok Yoke


Rok pas pada bagian pinggul serta rempel pada bagian yang sama.

Langkah :
  1. Hitung bagian pinggul (lihat gambar) buat garis(A-B)
  2. Ukur panjang rok, lalu bentuk kotak segiempat
  3. Hitung bagian pinggang (C-D)

margin-top: 0px; margin-top: 0px; position: relative; z-index: 10;">
Langkah :
  1. Pada titik c turun ke bawah 1 cm.
  2. Pada titik D naik ke atas 0.7 cm. Buat lengkung dari C-D (sesuai hintungan panjang pinggang).
  3. Bentuk rok.
  4. Lakukan hal yang sama untuk pola depan (sebelah kanan).

Langkah :
  1. Beri tanda untuk kupnat dan kancing serta lapisan depan (ditandati dengan garis putus2.

Pola siap biru untuk belakang. merah untuk depan.
Potong pola pada bagian pinggul,.
Potong pola pada garis lurus di bawah pinggul
Jangan lupa buka pola pada bahan dengan jarak 12 cm.

Rok Lingkar

Rok Lingkar



style="clear: both; text-align: center;">Langkah ;
  1. Potong pola menjadi 3 bagian
  2.  Jahit gabung pemasing2 bagian, sebelumnya dikerut dahulu  supaya pas.

Rok Pias 4

Rok Pias 4

Rok pias adalah rok yang terbagi menjadi beberapa bagian tergantung berapa pias ingin dibuat dengan bagian bawah yang melebar. Sangat cocok untuk dibuat untuk ke pesta.
Kali ini pola rok yang dibuat adalah rok dengan 4 bagian yang kita sebut dengan pias 4.
Selamat mencoba.

                                         


Ukuran yang di gunakan :
Lingkar pinggang = 65 cm (L H)
Lingkar panggul   = 88 cm (Lhip)

Langkah :
1. Buat segiempat yang lebarnya = Lhip/4+1 (Depan)
                                                    Lhip/4-1  (Belakang)
2. Panjangnya= panjang rok
style="clear: both; visibility: hidden; width: 100%;"> 
Langkah :
1. Beri tanda 16.5 cm, sisanya dibagi 4 sama besar  
   (misalnya = x)


Langkah :
1. Ukur pada tiap sisi-sisinya sebesar x dan beri tanda.
2. Bagi tiap kotak bawah menjadi 2 bagian sama besar
3. Tarik garis ke samping 15 cm.
4. Dari pinggul ukur 20 cm, lalu beri tanda 3 cm.


Langkah :
1. Bentuk rok
2. Pola siap digunakan. (ada 4 bagian pola)

Rok Lipat Berhadapan

Rok Lipat Berhadapan

Plait Skirt


href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg322_gW_eyPipR7VJwapJ30WNbLsqj59H_OhQa4BzlfOoMxbbxK4MkfZBqa2vjHQyN49cHbP6BZ0hjKpTTuzDHzZsN9ct5GEGPdD2sLb1gujk3SKW8NA1nP5uvedN8Xzx1R6rAeB_nqo4/s1600/rok-lipat-berhadapan-02.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"> Langkah ;
1. Buat kotak awal seperti pola dasar rok, hitungan berbeda sedikit.
2. Kerjakan sampai dengan garis tengah pembuatan kupnat.
3. Dari garis tengah kupnat ukur ke kiri 3 cm dan ke kanan 3 cm.
4. Hitung panjang garis pinggang (LP/4-1), sisanya dibagi 3 sama besar, masing-masing di beri simbol x
5. Bentuk kupnat, dengan lebar x
6. Gunting pola menjadi 4 bagian
7. Kembangkan,dengan jarak masing-masing 5 cm.
8. Pola siap digunakan.

Rok Rempel Samping

Rok Rempel Samping


Rok dengan rempel bagian samping, tidak banyak di temukan, sangat cocok untuk rancangan gaun ke pesta. Selamat mencoba !!!

Langkah :
  1. Buat kotak dengan lebar L Hip/4 +1,5-0.5  (belakang)
  2. Untuk depan Lingkar hip/4 + 1.5 + 0.5
  3. Ukur dari atas 18 cm tarik garis (batas panggul)

Langkah :
  1. Hitung Lp/4 -0.5, tarik garis dan beri tanda, sisa di beri tanda a.
  2. Hitung Lp/4+0.5, tarik garis dan beri tanda, sisa di beri tanda a.
  3. Pola belakang, lihat gambar, masuk ke dalam dan turun 1 cm.Lalu naik 0.7 cm.Tarik garis lengkung, bentuk.
  4. Kotak di bagi 2 lebar 14 cm.Dari batas atas masuk ke dalam 3 cm.
bentuk.
  • Pola bagian depan, naik 0.7 cm, bentuk (bagian pinggang).
  • Kotak di bagi 2, 12,5 cm. Dari batas atas masuk 3 cm, bentuk.

  • Langkah :
    1. Dari batas tadi ukur dengan panjang a ke belakang, lalu bentuk. Demikian juga dengan pola depan.
    2. Masing-masing bagian debagi 2 sama besar dan tarik garis.
    3. Untuk bagian bawah, bentuk sesuai ga

    Pola Siap digunakan.Potong ses

    Pola bagian samping di gabung dan di kembangkan lebar sesuai keinginan, disini dikembangkan 10 cm. Setelah rempel di bentuk siap di gabung dengan bagian pola yang lain.

    Pola Gamis Dengan Krah Syal

    Pola Gamis Dengan Krah Syal
    Kalau anda sudah memahami cara menjahit tingkat dasar dan Ingin praktek, anda bisa mempraktekkan pola-pola pakaian yang mudah terlebih dahulu dan sebelum membuat jahitan untuk orang lain maka untuk praktek sebaiknya hanya pakaian untuk kita pakai sendiri. disini kita akan mempraktekkan cara membuat pola gamis dengan bentuk dasar yang sederhana. Kalau anda ingin berkreasi sendiri anda bisa menambahkan variasi sesuai dengan kreasi anda sendiri

    1. Pola Dasar Baju Gamis

    class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
    1. Siapkan pola dasar bagian depan dan belakang
    2. Turunkan lingkar leher bagian depan 3 Cm
    3. Turunkan lingkar lengan bagian depan dan belakang sebesar 2 cm
    4. Ukur 20 cm dari garis pinggang ke bawah
    5. Buat garis horisontal sepanjang 1/4 lingkar panggul + 1cm untuk pola bagian depan dan 1/4 lingkar panggul - 1cm untuk pola bagian belakang
    6. Ukur dari lagi dari garis pinggang kebawah sampai sepanjang ukuran panjang rok
    7. Buat garis horisontal sepanjang 1/4 lingkar panggul + 1cm + 3 cm untuk pola bagian depan dan 1/4 lingkar panggul - 1cm + 3cm untuk pola bagian belakang
    8. Untuk pola lengan tambahkan lingkar kerung lengan 2 cm depan dan 2 cm belakang
    2. Cara meletakkan pola diatas kain

    Singkatan dan Istilah Dalam Menjahit

    Singkatan dan Istilah Dalam Menjahit
    Islilah-istilah dalam menjahit. Berikut adalah kumpulan istilah dan singkatan yang sering kita temui dalam dunia busana
    1. Lingkar badan : Ukuran diambil dengan cara mengukur lingkaran badan terbesar melalui ketiak dan dada
    2. Lingkar pinggang : Ukuran diambil dengan cara mengukur pinggang, diukur pas
    3. Lingkar pinggul : Ukuran diambil dengan mengukur lingkar pinggul yang terbesar
    4. Lingkar lengan : Ukuran diambil dengan mengukur lingkar pangkal lengann diukur melewati ketiak dan kedudukan meteran mendatar
    5. Lingkar leher : Ukuran diambil dengan mengukur lingkar leher paling bawah dan meteran tidak boleh kendur
    6. Dada A (atas) : Ukuran diambil dengan cara mengukur dada bagian atas, dari ujung bahu kanan sampai ujung bahu kiri
    7. Dada B (bawah) : Ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari ujung bawah ketiak kanan sampai ujung bawah ketiak kiri, posisi meteran di tengah-tengah dada
    8. Lebar Muka  : Ukuran diambil dengan cara mengukur sisi kanan dada sampai sisi kiri dada pada jarak 5 - 6  cm dari bawah lekuk leher
    9. Turun BH       : Ukuran diambil dari lekuk leher sampai tengah-tengah kedudukan dada
    10. Jarak payudara : Ukuran diambil dengan cara mengukur puncak payudara sebelah kiri pampai puncak payudara sebelah kanan
    11. Tinggi dada : ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari pinggang sampai puncak payudara
    12. Tinggi puncak : Ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari pangkal lengan sampai ujung bahu
    13. Panjang dada : Ukuran diambil dengan cara mengukur jarak dari lekuk leher bawah sampai pinggang
    14. Punggung atas : Diukur dari ujung bahu kanan sampai ujun bahu kiri
    15. Punggung bawah : Diukur dari ujung bawah ketiak kanan sampai ujung bawah ketiak kiri
    16. Lebar bahu : Diukur dari leher bagian bawah sampai ujung bahu
    17. Tinggi panggul/pinggul : Diukur dari pinggang ke bagian pinggul yang terbesar
    18. Tinggi duduk : Diukur dari pinggang orang yang sedang duduk sampai permukaan tempat duduk
    19. Pesak             : Ukuran diambil dengan cara mengukur jarak
    dari tengah pinggang bagian depan sampai pinggang bagian belakang, melalui selangkangan
  • Lingkar lutut : Ukuran diambil dengan cara mengukur lingkaran lutut
  • Tinggi lutut : Diukur dari pinggang sampai lutut
  • Panjang celana : Diukur dari pinggang sampai mata kaki atau sesuai keinginan
  • Panjang baju : Diukur dari tengkuk sampai panjang yang diinginkan
  • Lengan atas = lengan pendek : Diukur dari ujung bahu sampai diatas siku
  • Lengan bawah = lengan panjang : Diukur dari ujung bahu sampai pergelangan
  • Lebar kaki : Mengukur lebar kaki celana yang dipakai atau sesuai model pesanan
  • Lingkar siku : Ukuran diambil dengan cara menekuk lengan terlebih dahulu lalu dukur pada bagian yang menekuk (siku)
  • Lingkar kepala : Ukuran diambil dengan cara mengukur lingkar bagian kepala yang terbesar
  • Pola dasar        : Pola yang dibuat berdasarkan ukuran yang sebenarnya dan belum diubah
  • LH                   : Lingkar Hip = ukuran lingkar panggul 
  • LP                    : Lingkar pinggang = ukuran lingkar pinggang
  • BP                    : Bush point = Bagian tertinggi dari buah dada
  • Kerung lengan : Ukuran lingkar lengan pada pola
  • Kerung leher    : Ukuran lingkar leher pada pola
  • Tinggi Hip        : Jarak antara pinggang dengan pinggul, biasanya 18
  • Panjang rok      : Panjang rok yang di ukur dari pinggang sampai mata kaki
  • Kupnat             : Bagian dari pola yang nantinya akan di jahit, berbentuk segitiga
  • Kampuh           : Bagian pinggiran kain yang merupakan tempat untuk menggabungkan kain yang satu dengan kain yang lain, lalu di jahit                            sesuai garis pola/rader.
  • Sepatu reseleting : Sepatu mesin yang tapaknya hanya sebelah, hingga dapat menjahit bagian yang pinggir sekali.
  • Sepatu reseleting jepang : Sepatu mesin yang digunakan untuk menjahit reseleting jepang
  • Bagian-Bagian Pada Mesin Jahit

    Bagian-Bagian Pada Mesin Jahit
    Bagian-bagian pada mesin jahit yang akan saya terangkan ini adalah bagian-bagian dari mesin jahit kecil, karena pada umumnya disaat seseorang mau belajar menjahit selalu meggunakan mesin jahit tipe tersebut.

    1. TUAS BENANG
    - Mengangkat dan menurunkan benang.

    2. TUAS ANGKAT
    - Menurun dan menaikkan tiang penekan jahitan.

    3. PENJEPIT BENANG
     Menentukan tegangan benang atas.

    4. KAWAT BENANG
    - Menstabilkan posisi benang.

    5. HALU-HALU & DUDUKAN JARUM
    - Tempat memasang jarum yang biasa bergerak keatas dan kebawah saat mesin dijalankan.

    orange;">6. SEPATU MESIN JAHIT
    - Untuk menjepit kain saat proses menjahit berlangsung.

    7. GIGI MESIN JAHIT
    - Penggerak atau pendorong kain disaat menjahit.

    8. TUAS PENGATUR JARAK JAHITAN
    - Mengatur jarak jahitan, kalau dalam mengetik sama dengan mengatur jarak spasi .

    9. RODA SPUL
    - Untuk mengisi spul dengan benang saat spul mau digunakan.

    10. SKRU PENGUNCI MESIN
    - Mesin jahit akan berhenti apabila bagian ini dilonggarkan.

    11. RODA IMBANG
    - Roda untuk memulai dan memberhentikan mesin jahit.

    12.TIANG DUDUKAN BENANG
    - Untuk menyimpan gulungan benang.

    POLA CELANA PRIA

    CARA MENGAMBIL UKURAN POLA CELANA PRIA


    • Panjang celana, diukur dari pinggang sampai panjang yang diinginkan.
    • Lingkar pinggang, diukur sekeliling pinggang.
    • Lingkar pesak, diukur dari batas pinggang belakang, melalui selangkangan menuju garis pinggang bagian muka.
    • Lingkar paha, diukur sekeliling paha terbesar
    • Lingkar panggul, diukur sekeliling panggul terbesar.
    • Lingkar ujung kaki celana, diukur sekeliling kaki celana sesuai dengan model.
    • Panjang lutut, diukur dari pinggang sampai batas lutut.
    • Lingkar Lutut, diukur sekeliling lutut sesuai dengan keinginan.

    Keterangan menggambar celana pria 
    Pola bagian muka
    Ambil titik A, buat garis mendatar dan garis tegak lurus.
    A - C = panjang celana.
    A - B = 1/3 lingkar pesak ditambah 5 cm
    Buat garis datar kekiri dan kekanan.
    B - D = B - E yaitu ¼ lingkar paha dikurangi 4 cm
    (ukuran E ke D adalah ½ lingkar paha dikurang 4 cm).
    D - F =
    F - G yaitu 3 cm,
    Buat garis vertikal dinamakan titik H (buat garis antu).
    H - I = 1 cm,
    Hubungkan titik I - G dengan garis lurus terus ke D dengan garis melengkung.
    I - N = ¼ lingkar pinggang ditambah 4 cm untuk kup.
    I - Y = 1/10 lingkar pinggang.
    Y - K = L - M yaitu 2 cm.
    K - L = 3 cm.
    N - O = 3 cm.
    O - P = 13 cm,
    Hubungkan O ke P dengan garis lurus (untuk saku samping).
    A - Q = ukuran panjang lutut.
    Q - R = Q - S yaitu 1/4 lingkar lutut dikurang 2 cm
    (R ke S adalah ½ lingkar lutut).
    C - C1 = C - C2 yaitu ¼ lingkar kaki dikurang 2 cm
    (C1 ke C2 adalah ½ lingkar ujung kaki celana).
    H - H1 = 4 cm.
    I - I1 = 18 cm.
    Hubungkan H1 dengan I1 seperti gambar.
    Hubungkan N dengan C2 melewati titik E dan S seperti gambar, dan
    hubungkan D dengan C1 melewati titik R.

    Pola bagian belakang.
    Pola celana bahagian belakang di buat berdasarkan pola bagian muka, caranya sebagai berikut :
    Pindahkan pola celana bagian muka bersamaan dengan tanda-tanda pola. Garis sisi celana bagian pinggang diberi nama titik A.
    A - C = ¼ lingkar pinggang ditambah 2 cm untuk kupnat.
    Hubungkan A dengan C, dengan membentuk sudut siku pada garis A ke C dan A ke E.
    Titik B = ½ A - B.
    B - B1 = 2 cm.
    D - E = 5 cm,
    Buat garis datar kekanan melewati pola bagian muka.
    E - F ditambah E - H = ½ lingkar panggul.
    I - Y = 8 cm,
    Hubungkan titik C ke H dengan garis lurus, terus ke Y dengan garis melengkung.
    K - M = L - N yaitu 4 cm.
    Hubungkan titik Y ke M dengan garis melengkung, terus ke titik N dengan garis lurus seperti gambar.

    Unsur-Unsur Desain Busana

    Bagi teman-teman yang ingin bisa mendisain busana sendiri, disini saya akan berbagi tentang cara mendisain busana sendiri. Tulisan ini terdiri dari 9 bagian dari mulai mengenal pengertian desain, unsur-unsur desain, cara menggambar bagian-bagian tubuh dalam desain, cara menggambar bagian-bagian busana sampai pada pewarnaan gambar. Semoga artikel ini bisa membantu teman-teman, paling tidak saat mau ke penjahit teman-teman bisa menggambar sendiri model pakaian yang teman-teman inginkan dan si penjahit juga tidak kesulitan untuk memahami model pakaian yang teman-teman maksudkan. Akhirnya Selamat mencoba, dan jangan mudah putus asa ya...!



    Unsur-Unsur Desain

    Seorang desainer adalah seorang seniman yang mengekspresikan ide dan kreatifitasnya dalam bentuk rancangan busana. Suatu rancangan tercipta melalui suatu proses totalitas berfikir dengan memadukan ilmu seni rupa dengan unsur-unsur lain yang mendukung. Unsur desain merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan desain sehingga orang lain dapat membaca desain tersebut. Maksud unsur disini adalah unsur-unsur yang dapat dilihat atau sering disebut dengan unsur visual. Unsur-unsur desain ini terdiri atas garis, arah, bentuk, tekstur, ukuran, value, dan warna. Melalui unsur-unsur visual inilah seorang perancang dapat mewujudkan rancangannya.

    1. Garis
    Garis merupakan unsur yang paling tua yang digunakan manusia dalam mengungkapkan perasaan atau emosi. Yang dimaksud dengan unsur garis ialah hasil goresan dengan benda keras di atas permukaan benda alam (tanah, pasir, daun, batang, pohon dan sebagainya) dan benda-benda buatan (kertas, dinding, papan dan sebagainya). Melalui goresan-goresan berupa unsur garis tersebut seseorang dapat berkomunikasi dan mengemukakan pola rancangannya kepada orang lain. Ada 2 jenis garis sebagai dasar dalam pembuatan bermacam-macam garis, yaitu:
    a. Garis Lurus
    Garis lurus adalah garis yang jarak antara ujung dan pangkalnya mengambil jarak yang paling pendek. Garis lurus merupakan dasar untuk membuat garis patah dan bentuk-bentuk bersudut. Apabila diperhatikan dengan baik, akan terasa bahwa macam-macam garis ini memberikan kesan yang berbeda pula. Kesan yang ditimbulkan garis ini disebut watak garis.
    b. Garis Lengkung
    Garis lengkung adalah jarak terpanjang yang menghubungkan dua titik atau lebih. Garis lengkung ini berwatak lebih dinamis dan luwes.'Setiap garis memberi kesan tertentu yang dinamakan sifat/watak garis. Adapun sifat-sifat dari garis, yaitu:
    a. Sifat Garis Lurus
    Garis lurus mempunyai sifat kaku dan memberi kesan kokoh, sungguh-sungguh dan keras, namun dengan adanya arah sifat garis dapat berubah seperti:
    1) Garis lurus tegak memberikan kesan keluhuran
    2) Garis lurus mendatar memberikan kesan tenang
    3) Garis lurus miring/diagonal merupakan kombinasi dari sifat garis vertikal
    dan horizontal yang mempunyai sifat lebih hidup (dinamis).
    b. Sifat Garis Lengkung
    Garis lengkung memberi kesan luwes, kadang-kadang bersifat riang dan gembira. Dalam bidang busana garis mempunyai fungsi:
    1) Membatasi bentuk struktur atau siluet.
    2) Membagi bentuk struktur ke dalam bagian-bagian pakaian untuk menentukan model pakaian.
    3) Memberikan arah dan pergerakan model untuk menutupi kekurangan bentuk tubuh, seperti garis princes, garis empire, dan lain-lain.

    2. Arah
    Pada benda apa pun, dapat kita rasakan adanya arah tertentu, misalnya mendatar, tegak lurus, miring, dan sebagainya. Arah ini dapat dilihat dan dirasakan keberadaannya. Hal ini sering dimanfaatkan dalam merancang benda dengan tujuan tertentu. Misalnya dalam rancangan busana, unsur arah pada motif bahannya dapat digunakan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh si pemakai. Pada bentuk tubuh gemuk, sebaiknya menghindari arah mendatar karena dapat menimbulkan kesan melebarkan. Begitu juga dalam pemilihan model pakaian, garis hias yang digunakan dapat berupa garis princes atau garis tegak lurus yang dapat memberi kesan meninggikan atau mengecilkan orang yang bertubuh gemuk tersebut.


    3. Bentuk
    Setiap benda mempunyai bentuk. Bentuk adalah hasil hubungan dari beberapa garis yang mempunyai area atau bidang dua dimensi (shape). Apabila bidang tersebut disusun dalam suatu ruang, maka terjadilah bentuk tiga dimensi atau form. Jadi, bentuk dua dimensi adalah bentuk perencanaan secara lengkap untuk benda atau barang datar (dipakai untuk benda yang memiliki ukuran panjang dan lebar), sedangkan tiga dimensi adalah yang memiliki panjang, lebar dan tinggi.
    Berdasarkan jenisnya, bentuk terdiri atas bentuk naturalis atau bentuk organik, bentuk geometris, bentuk dekoratif dan bentuk abstrak. Bentuk naturalis adalah bentuk yang berasal dari bentuk-bentuk alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bentukbentuk alam lainnya. Bentuk geometris adalah bentuk yang dapat diukur dengan alat pegukur dan mempunyai bentuk yang teratur, contohnya bentuk segi empat, segi tiga, bujur sangkar, kerucut, lingkaran, dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk dekoratif merupakan bentuk yang sudah diubah dari bentuk asli melalui proses stilasi atau stilir yang masih ada ciri khas bentuk aslinya. Bentuk-bentuk ini dapat berupa ragam hias pada sulaman atau hiasan lainnya yang mana bentuknya sudah tidak seperti bentuk sebenarnya. Bentuk ini lebih banyak dipakai untuk menghias bidang atau benda tertentu. Bentuk abstak merupakan bentuk yang tidak terikat pada bentuk apa pun, tetapi tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip desain.

    4. Ukuran
    Ukuran merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian ataupun benda lainnya. Unsur-unsur yang dipergunakan dalam suatu desain hendaklah diatur ukurannya dengan baik agar desain tersebut memperlihatkan keseimbangan. Apabila ukurannya tidak seimbang, maka desain yang dihasilkannya akan kelihatan kurang baik. Misalnya dalam menata busana untuk seseorang, orang yang bertubuh kecil mungil sebaiknya tidak menggunakan tas atau aksesories yang terlalu besar karena terlihat tidak seimbang.

    5. Tekstur
    Setiap benda mempunyai permukaan yang berbeda-beda, ada yang halus dan ada yang kasar. Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang terlihat pada permukaan benda. Tekstur ini dapat diketahui dengan cara melihat atau meraba. Dengan melihat akan tampak pemukaan suatu benda misalnya berkilau, bercahaya, kusam tembus terang, kaku, lemas, dan lain-lain. Sedangkan dengan meraba akan diketahui apakah permukaan suatu benda kasar, halus, tipis, tebal ataupun licin. Tekstur yang bercahaya atau berkilau dapat membuat seseorang kelihatan lebih besar (gemuk), maka bahan tekstil yang bercahaya lebih cocok dipakai oleh orang yang bertubuh kurus sehingga terlihat lebih gemuk. Tekstur bahan yang tembus terang seperti siffon, brokat dan lain-lain kurang cocok dipakai oleh orang yang berbadan gemuk karena memberi kesan bertambah gemuk.

    6. Value (Nada Gelap dan Terang)
    Benda hanya dapat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alam maupun cahaya buatan. Jika diamati pada suatu benda terlihat bahwa bagian-bagian permukaan benda tidak diterpa oleh cahaya secara merata, ada bagian yang terang dan ada bagian yang gelap. Hal ini menimbulkan adanya nada gelap terang pada permukaan benda. Nada gelap terang ini disebut dengan istilah value.










    7. Warna
    Warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Dengan adanya warna menjadikan suatu benda dapat dilihat. Selain itu, warna juga dapat mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda yang dirancang. Warna dapat menunjukkan sifat dan watak yang berbeda-beda, bahkan mempunyai variasi yang sangat banyak, yaitu warna muda, warna tua, warna terang, warna gelap, warna redup, dan warna cemerlang. Sedangkan dilihat dari sumbernya, ada warna merah, biru, kuning, hijau, orange, dan lain sebagainya. Tetapi jika disebut warna panas, warna dingin, warna lembut, warna ringan, warna sedih, warna gembira dan sebagainya, ini disebut juga
    dengan watak warna.
    Warna-warna tua atau warna hitam dapat memberi kesan berat dan menyusutkan  bentuk. Oleh karena itu, apabila kita menata busana untuk seseorang, hendaklah disesuaikan dengan orang tersebut. Misalnya orang yang bertubuh gemuk hendaklah dipilih warna yang tidak terlalu cerah atau warna-warna redup karena warna ini dapat menyusutkan bentuk tubuh yang gemuk tersebut.

    a. Pengelompokan warna
    Ada  bermacam-macam teori yang berkembang mengenai warna, di antaranya teori Oswolk, Mussel, Prang, Buwster, dan lain-lain. Dari bermacam-macam teori ini yang lazim dipergunakan dalam desain busana dan mudah dalam proses pencampurannya adalah teori warna Prang karena kesederhanaannya. Prang mengelompokkan warna menjadi lima  bagian, yakni warna primer,sekunder, intermedier, tertier, dan kuarter.


















    1) Warna primer, warna ini disebut juga dengan warna dasar atau pokok karena warna ini tidak dapat diperoleh dengan pencampuran hue lain. Warna primer terdiri dari merah, kuning, dan biru.















    2) Warna sekunder, warna ini merupakan hasil pencampuran dari dua warna primer. Warna sekunder terdiri terdiri dari orange, hijau, dan ungu.
    a) Warna orange merupakan hasil dari pencampuran warna merah dan warna kuning.
    b) Warna hijau merupakan pencampuran dari warna kuning dan biru.
    c) Warna ungu adalah hasil pencampuran merah dan biru.
















    3) Warna intermediet, warna ini dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan mencampurkan warna primer dengan warna sekunder yang berdekatan dalam lingkaran warna atau dengan cara mencampurkan dua warna primer dengan perbandingan 1:2.
    a) Kuning hijau (KH) 
        adalah hasil pencampuran dari kuning ditambah hijau  atau dua bagian kuning ditambah satu bagian biru (K+K+B)
    b) Biru hijau (BH) 
        adalah hasil pencampuran biru ditambah hijau  atau dua bagian biru di tambah satu bagian kuning (B+B+K)
    c) Biru ungu (BU) 
        adalah hasil pencampuran biru dengan ungu atau pencampuran dua bagian biru dengan satu bagian merah (B+B+M).
    d) Merah ungu (MU) 
        adalah hasil pencampuran merah dengan ungu atau pencampuran dua bagian merah dan satu bagian biru (M+M+B)
    e) Merah orange (MO) 
        adalah hasil pencampuran merah dengan orange atau pencampuran dua bagian merah dan satu bagian kuning (M+M+K)
    f) Kuning orange (KO) 
        adalah hasil pencampuran kuning dengan orange atau pencampuran dua bagian kuning dan satu bagian merah (K+K+M)

    4Warna tertier
    Warna tertier adalah warna yang terjadi apabila dua warna sekunder dicampur. Warna tertier ada tiga, yaitu tertier biru, tertier merah, dan tertier kuning.
    a) Tertier biru adalah hasil pencampuran ungu dengan hijau.
    b) Tertier merah adalah hasil pencampuran orange dengan ungu.
    c) Tertier kuning adalah hasil pencampuran hijau dengan orange.

    5) Warna kwarter
    Warna kwarter adalah warna yang dihasilkan oleh pencampuran dua warna tertier. Warna kwarter ada tiga, yaitu kwarter hijau, kwarter orange, dan kwarter ungu.
    a) Kwarter hijau terjadi karena percampuran tertier biru dengan tertier kuning.
    b) Kwarter orange terjadi karena percampuran tertier merah dengan tertier kuning.
    c) Kwarter ungu terjadi karena percampuran tertier merah dengan tertier biru.
    b. Pembagian Warna Menurut Sifatnya
    Warna menurut sifatnya dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu sifat panas dan dingin atau hue dari suatu warna, sifat terang dan gelap atau value warna, serta sifat terang dan kusam atau intensitas dari warna.
    1) Sifat panas dan dingin
    Sifat panas dan dingin suatu warna sangat dipengaruhi oleh huenya. Hue merupakan suatu istilah yang dipakai untuk membedakan suatu warna dengan warna yang lainnya, seperti merah, kuning, biru, dan lainnya. Perbedaan antara merah dan kuning ini adalah perbedaan huenya. Hue darisuatu warna mempunyai sifat panas dan dingin. Warna-warna panas adalah
    warna yang berada pada bagian kiri dalam lingkaran warna, yang termasuk dalam warna panas ini yaitu warna yang mengandung unsur merah, kuning, dan jingga. Warna panas ini memberi kesan berarti agresif, menyerang, membangkitkan, gembira, semangat, dan menonjol. Sedangkan warna yang mengandung unsur hijau, biru, ungu disebut warna dingin. Warna dingin lebih bersifat tenang, pasif, tenggelam, melankolis, serta kurang menarik perhatian.
    2) Sifat terang dan gelap
    Sifat terang dan gelap suatu warna disebut dengan value warna. Value warna ini terdiri atas beberapa tingkat. Untuk mendapatkan value ke arah yang lebih tua dari warna aslinya disebut dengan shade, dilakukan dengan penambahan warna hitam. Sedangkan untuk warna yang lebih muda disebut dengan tint, dilakukan dengan penambahan warna putih.
    3) Sifat terang dan kusam
    Sifat terang dan kusam suatu warna dipengaruhi oleh kekuatan warna atau intensitasnya. Warna-warna yang mempunyai intensitas kuat akan kelihatan lebih terang, sedangkan warna yang mempunyai intensitas lemah akan terlihat kusam.
    c. Kombinasi Warna
    Dari berbagai warna yang sudah ada, besar kemungkinan belum ditemui warna yang diinginkan. Oleh sebab itu, warna ini perlu dikombinasikan. Mengkombinasikan warna berarti meletakkan dua warna atau lebih secara berjejer atau bersebelahan. Jenis-jenis kombinasi warna dapat dikelompokkan atas:
    1) Kombinasi monokromatis atau kombinasi satu warna yaitu kombinasi satu warna dengan value yang berbeda. Misalnya merah muda dengan merah, hijau muda dengan hijau tua, dll. seperti di bawah ini:




    2) Kombinasi analogus yaitu kombinasi warna yang berdekatan letaknya dalam lingkaran warna. Seperti merah dengan merah keorenan, hijau dengan biru kehijauan, dll.







    3) Kombinasi warna komplementer yaitu kombinasi warna yang bertentangan letaknya dalam lingkaran warna, seperti merah dengan hijau, biru dengan orange dan kuning dengan ungu.







    4) Kombinasi warna split komplementer yaitu kombinasi warna yang terletak pada semua titik yang membentuk huruf Y pada lingkaran warna. Misalnya kuning dengan merah keunguan dan biru keunguan, biru dengan merah keorenan dan kuning keorenan, dan lain-lain.
    5) Kombinasi warna double komplementer yaitu kombinasi sepasang warna yang berdampingan dengan sepasang komplementernya. Misalnya kuning orange dan biru ungu.
    6) Kombinasi warna segitiga yaitu kombinasi warna yang membentuk segitiga dalam lingkaran warna. Misalnya merah, kuning dan biru. Orange, hijau, dan ungu. Kombinasi warna monokromatis dan kombinasi warna analogus di atas disebut kombinasi warna harmonis, sedangkan kombinasi warna komplementer, split komplementer, double komplementer dan segitiga disebut juga kombinasi warna kontras